Pesta Rakyat Festival Drumblek di Kaliwungu Kendal

Pesta Rakyat Festival Drumblek di Kaliwungu Kendal adalah acara tahunan. Pesta Rakyat diselenggarakan di Kampung Ragam Warna bernuansa ceria. Ini penyelenggaraan kali kedua setelah dimulai tahun lalu. Pesta rakyat ini mengundang para blogger untuk meliput acara dari tanggal 26 – 27 Oktober 2019.

Pesta Rakyat Festival Drumblek di Kaliwungu Kendal
Gerbang Ragam Warna | Pribadi

Festival Drumblek

Makna dari Festival Drumblek adalah pentas seni yang dipadukan dengan alat musik tradisonal dan modern serta peralatan rumah tangga berbahan dasar kaleng atau aluminium. Panitia memberikan free fasilitas untuk 200 blogger pendaftar pertama. Para blogger mendapatkan fasilitas penginapan home stay dan makan minum gratis selama dua hari satu malam di Kampung Ragam Warna.

Pesta Rakyat

Sabtu pagi jam 10.00 wib, kami tiba di Kampung Ragam Warna Kaliwungu Kendal. Kesan pertama yang saya dapatkan pemandangan kampung tertata rapi, bersih dan unik. Kampung ini penuh desain cat warna warni dari mulai jalanan beton, tembok rumah warga, gerbang masuk kampung sampai lukisan mural yang berseni.

Sebelum gerbang masuk ada tugu nama huruf “Ragam Warna”. Tempat ini menjadi spot foto ikonik yang menandakan pengunjung sampai di Kampung Ragam Warna. Diseberangnya terdapat lukisan mural yang menghiasi dinding MCK umum . Peserta menuju meja pendaftaran untuk ditunjukkan letak homestay yang akan ditempati. Untuk masuk ke Kampung Ragam Warna melewati gapura yang di desain tema sponsor Paint Pacific Indonesia.

Pesona Ceria Festival Drumblek

Hari Pertama Sabtu 26 Oktober 2019

Saya bertemu dengan mantan Camat, Mranggen, Kaliwungu Kendal, bernama Bpk. Dwi Cahyono.S beserta ibu yang bercerita banyak mengenai kegiatan apa saja yang menjadi ciri khas di Kampung Ragam Warna.

1.Lukisan dengan teknik Smock. Cara membuatnya kain perca dipotong sesuai dengan sketsa atau pola dari gambar yang dibuat terlebih dahulu. Seperti ketika saya menyaksikan pembuat smock, Mas Ipul Sarifudin menempelkan kain perca yang sudah terpotong dilapisi lem ke pola gambar, kemudian kain tersebut di kerut-kerut menggunakan bantuan pinset mengikuti pola gambar. 

Pesta Rakyat Festival Drumblek di Kaliwungu Kendal
Lukis Smock | Pribadi

2.Pembuatan Makanan Sumpil. Sumpil adalah makanan sejenis lontong terbuat dari beras yang dibungkus daun bambu dan berbentuk segitiga serta ditusuk dengan lidi sebagai pengikat. Makna segitiga pada sumpil adalah perlunya keseimbangan menjaga hubungan harmoni antara manusia dengan pencipta, manusia dengan alam dan manusia dengan sesama.

Makanan Khas Ragam Warna Sumpil | Pribadi

3.Lomba Lukis Payung. Acara ini disponsori oleh Pacific Paint Indonesia sebuah perusahaan cat tembok ternama yang sudah berdiri sejak tahun 1943. Menggunakan media payung polos khas Kaliwungu, setiap peserta tanpa dipungut biaya diperkenankan membuat hasil karya lukis dengan seni masing-masing sesuai tema dari panitia. Saya terinspirasi dengan sumpil sebagai objek lukisan.

Lomba Lukis Payung | Pribadi

 

4. Pentas Seni Tarian Sufi. Kota Kendal Kaliwungu terkenal dengan kota santri dan Wali Songo. Para pemuda pemudi menari tarian sufi dengan sangat indah sambil terus menerus konsentrasi melantunkan dzikirullah diiringi lantunan tembang-tembang religi.

5. Pentas Musik Rebana Senada dan Reggae

Malamnya diadakan pentas seni musik dan teatrikal kelompok rebana Senada yang dimainkan adik-adik usia sekolah dasar. Didukung tata panggung yang bagus, kostum warna warni ceria serta arahan dari penata tari, tersajilah pentas seni yang memukau penonton.

Pentas Rebana Senada | Pribadi

Selanjutnya pada Pesta Rakyat Festival Drumblek di Kaliwungu Kendal, ada pentas musik jenis reggae dibawakan pemuda setempat. Sebagian besar lagu diciptakan sendiri. Band Reggae ini dinamakan Daun Bambu dan sudah melakukan pementasan dari satu kota ke kota lain. Permainan mereka sangat enak didengar baik musik maupun lyiric lagunya sehingga bisa diikuti penonton.

Pesta Rakyat Festival Drumblek di Kaliwungu Kendal

Hari Kedua Minggu 27 Oktober 2019

Hari terakhir Festival ada workshop lukis ampas kopi, kirab serta pentas seni drumblek yang diikuti sepuluh kelompok peserta.

1.Workshop Lukis Ampas Kopi.

Seniman lukis ampas kopi adalah seorang pemuda setempat bernama Andre Himawan. Kegiatan melukis dengan ampas kopi membutuhkan ketekunan dan ketelitian serta kesabaran. Menurut Kakak Andre keahlian melukis dengan ampas kopi dimulai sejak tahun 2016 secara otodidak.

Lukis Ampas Kopi | Pribadi

Dimulai dengan senang menggambar sketsa disecarik kertas, terbitlah ide untuk mewarnai hasil gambar sketsa dengan ampas kopi. Selain memanfaatkan limbah ampas kopi, “gambar yang dihasilkan lebih kuat dan tahan lama” kata Kak Andre. Adapun alat – alat yang dibutuhkan adalah ampas kopi dari bubuk kopi tubruk yang halus dan bersih, kanvas watercolor, pisau palet, vernish, dan kuas kecil.

Hasil Lukisan sampai Moscow

Proses pengerjaan kurang lebih dua hari untuk sketsa gambar yang rumit. Adapun jenis aliran lukis Kak Andre adalah realis. Sebagian besar melukis alam dan pemandangan. Hasil lukisan setelah kering akan di vernish supaya kuat dan tahan lama setelah itu dimasukkan ke dalam pigura kedap udara untuk menghindari tumbuhnya jamur. Sebagai tambahan karya Kak Andre sudah pernah dipamerkan di Moscow Rusia tahun 2018.

2. Pentas Seni Drumblek.

Selanjutnya menjelang tengah hari setelah acara kirab, diadakanlah pentas seni pertunjukkan yang diikuti sepuluh kelompok peserta Pesona Festival Drumblek Kampung Ragam Warna. Di depan panggung seni, para kelompok peserta menunjukkan daya cipta kreasi berupa tarian, musik dan lagu.

Yang menarik alat musik yang digunakan peserta sebagian besar perpaduan alat musik tradisional, alat musik modern ditambah dengan alat musik yang terbuat dari kaleng seperti rantang, panci dan ember yang sudah dimodifikasi sehingga mempunyai bunyi yang indah dan beritme.

Acara event festival berakhir hingga sore hari. Saya mendapatkan kesan meriah tentang Festival Drumblek dan akan diinformasikan kepada traveler, blogger dan vlogger untuk berkunjung ke Kampung Ragam Warna. Semoga Kampung Ragam Warna dapat menjadi inspirasi bagi kampung – kampung lainnya di Indonesia.

Please follow and like us:

ditulis oleh

Bayu Fitri Hutami

Seorang pembelajar yang bukan siapa-siapa melainkan seorang yang senang bercerita. Seorang yang suka menulis berdasarkan apa yang dilihat, didengar dibaca dan dialami untuk menjadi sebuah tulisan informatif. Semoga tulisan yang saya sajikan bermanfaat. Terima Kasih.