Literasi Digital Cara Bijak Sebarkan Informasi Sahih. Menyebarkan informasi saat ini dapat dilakukan siapa saja dan darimana saja. Keberadaan teknologi digital membuat ruang dan waktu tak lagi berjarak. Sepersekian detik dari suatu peristiwa terjadi di bagian bumi utara maka seketika itu pula informasi tersebut akan sampai di bagian bumi lainnya.
Keberadaan suatu informasi tak jarang mampu menimbulkan distraksi atau pengalihan perhatian dari individu atau sekelompok orang yang sedang fokus menelaah sesuatu. Tak jarang informasi yang datang melebihi kecepatan cahaya. Satu informasi belum selesai dicerna sudah masuk informasi lain yang mampu mengalihkan perhatian individu.
Daftar Isi
Literasi Digital
Literasi digital adalah kecakapan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini berkaitan dengan proses menerima, mengolah, menganalisa informasi berfokus pada pengendalian aspek kognitif dan sosial emosional. Aspek kognitif berkaitan dengan nalar dan cara berpikir yang rasional. Sedangkan sosial emosional adalah kemampuan menempatkan diri pada situasi dan kondisi ketika berinteraksi dengan orang lain.
Perkembangan internet dan media sosial sebagai alat komunikasi tidak otomatis membuat orang bijak menggunakannya. Banyaknya berita yang belum jelas kebenarannya lebih cepat melesat tersebar dan disebarkan tanpa mempertimbangkan dampak negatifnya.
Terdepan sebagai Penyampai Informasi
Karakter manusia dengan sifat egosentrisnya selalu ingin terdepan dalam segala hal. Manusia dengan kebutuhan eksistensi umumnya ingin selalu mendapatkan perhatian dan pujian dari orang lain. Salah satu cara memenuhi eksistensi diri, melakukan tindakan terdepan sebagai penyampai berita atau informasi.
Masalah yang terjadi sebagian besar informasi disebarkan tanpa mengalami filterisasi. Informasi tidak diperiksa kesahihannya. Sebagian informasi yang disebarkan hanya berdasarkan opini bukan fakta yang ada.
Opini versus Fakta
Umumnya manusia hanya ingin mendengar apa yang ingin ia dengar. Hanya ingin mengetahui apa yang ingin diketahui. Sebagian besar menggunakan jalan pintas yaitu “merasa cukup” menerima informasi dari satu sumber saja. Sebagian besar lainnya menambahkan opini dan pendapat pribadi tanpa berusaha mencari fakta yang ada.
Seringkali individu lebih percaya informasi bersumber “katanya” dibandingkan mendengar atau membaca penjelasan dari sumber lembaga resmi dan pakar ahli dibidangnya. Kemudian informasi yang bersumber “katanya” akan ditambah bumbu penyedap berupa opini yang sulit dibuktikan kebenarannya. Selanjutnya informasi berbumbu tersebut akan diteruskan berantai melalui kanal media sosial.
Minat Baca Rendah
Belakangan ini kita melihat dan menyaksikan banyak korban berjatuhan akibat informasi tak sahih yang bertebaran di dunia maya. Ada yang tertipu transaksi fiktif, ada yang berurusan dengan aparat hukum akibat mengunggah ujaran kebencian, sampai ada yang terprovokasi membenci seseorang berdasarkan sesuatu hal yang tak jelas ujung pangkal persoalannya. Hal ini terjadi karena masih banyak individu yang enggan membaca, mencari tahu dan mengkonfirmasi fakta dan kebenarannya.
Namun anehnya selalu masih bermunculan oknum penyebar informasi tak sahih dan tidak pernah jera. Ada saja oknum yang dilaporkan pada penegak hukum. Ujung-ujungnya oknum tersebut melakukan permohonan maaf. Tidak sedikit yang berakhir di balik jeruji besi. Beberapa oknum masih dilepaskan dengan hanya menandatangani perjanjian untuk tidak mengulangi perbuatan pada surat pernyataan bermaterai.
Pengenalan Sejak Dini
Literasi digital harus dikenalkan sejak dini karena berbentuk keterampilan. Awalnya anak – anak diajarkan literasi dasar yaitu kemampuan membaca, berhitung, menulis dan memecahkan masalah menggunakan daya nalar.
Media dasar yang digunakan masih berupa mainan, alat tulis, permainan kelompok dan sebagainya. Seiring bertambahnya usia anak dikenalkan pada media digital. Pada saat menggunakan media digital keterampilan anak menjadi bertambah. Anak mengetahui adanya konten tulisan dan gambar bergerak.
Mengenalkan Literasi Digital pada Anak
Orang tua sebaiknya menjadikan anak sebagai teman. Baik di dunia nyata maupun dunia maya. Pada dunia nyata orang tua dapat berperan sebagai teman supaya anak terbuka mengenai persoalan yang terjadi. Pada dunia maya atau media sosial orang tua dapat menjadi pengikut dari akun media sosial anak.
Untuk ranah hiburan anak berkaitan dengan permainan game digital maka orang tua dapat memberikan penjelasan baik buruknya permainan tersebut. Dalam hal ini sebagai orang tua atau pendamping dewasa mau tidak mau harus menguasai teknologi digital demi keamanan anak.
Pendampingan Orang Dewasa
Saat menggunakan media digital kemampuan literasi anak semakin terasah karena dapat menemukan aneka ragam informasi. Pada tahapan ini peran orang tua atau pendamping dewasa seperti guru harus dapat memberikan arahan berkaitan dengan pemilihan informasi.
Adegan tak layak tonton untuk anak dibawah umur dan konten yang menyebarkan informasi kekerasan perlu difilter lebih dulu. Cara memproteksi media digital yang diakses anak dapat dilakukan pendamping orang dewasa atau orang tua.
Pentingnya Tokoh Teladan
Sosok panutan atau tokoh yang dapat menjadi contoh sebaiknya dimulai dari pihak berpengaruh atau disegani. Pada tingkatan keluarga, orang tua adalah pihak yang disegani anak-anaknya. Sebaiknya orang tua dapat menjaga tutur kata dan sikap ketika melakukan komunikasi digital menggunakan media sosial.
Tidak mengunggah konten tidak pantas pada perangkat digital yang dapat diakses anak. Selalu bertutur kata sopan dan beretika ketika berbicara dengan siapapun melalui media apapun. Dengan demikian anak mempunyai rekam jejak yang baik dari figur orang tuanya.
Untuk tokoh panutan umum atau publik figur, sebaiknya memikirkan manfaat dan mudaratnya sebelum mengeluarkan pernyataan berkaitan dengan informasi di media sosial. Sering kali kegaduhan justru dimulai dari rangkaian pernyataan publik figur yang terkesan asal bunyi. Hal ini menyebabkan kegaduhan opini tak sehat pada masyarakat awam yang berujung semakin maraknya hasutan dan ujaran kebencian.
Blogger adalah profesi yang dapat mempengaruhi pembaca melalui karya tulisan di paltform blog. Sebagai blogger saya berusaha membuat konten tulisan dengan tujuan edukasi dan informatif. Pemilihan tema atau topik serta merangkum ke dalam tulisan selalu mempertimbangkan asas kebermanfaatan bagi yang membaca.
Bijak Berliterasi Digital untuk Orang Dewasa
Untuk orang dewasa ungkapan “jempolmu adalah harimaumu,” berlaku ketika menyampaikan opini atau menyebarkan informasi melalui akun kanal media sosial yang dimiliki. Sekali saja opini atau informasi terunggah maka jejak digital akan mencatatnya. Bahkan walaupun unggahan tersebut sudah dihapus.
Pada orang dewasa, kemampuan memilah informasi berdasarkan analisa dan daya nalar seharusnya sudah teruji dengan baik. Kemampuan mengendalikan opini pribadi dan mengendalikan perbuatan yang lebih banyak mudaratnya seharusnya bukan hal sulit bagi orang dewasa. Cara paling mudah dengan selalu menganalisa informasi merujuk pada ilmu pengetahuan. Bisa membaca buku pengetahuan, jurnal, maupun buku antologi seperti kak Gemaulani lakukan.
Selalu Konfirmasi ke Berbagai Sumber
Literasi digital mengajarkan kemauan untuk melakukan konfirmasi ke berbagai sumber. Konfirmasi mengenai kebenaran informasi dapat dilakukan dengan membaca pernyataan sumber asli dari wawancara langsung pada tokoh, pakar keilmuan dan merujuk pada sumber berita yang kredibel melalui jejak digital dunia maya.
Sebagai orang dewasa yang mempunyai daya nalar maka hindari menyimpulkan sesuatu hanya dari membaca judul berita sekilas. Ada baiknya menelaah lebih dalam dan seksama isi berita sebelum diunggah atau dibagi. Jika informasi itu belum jelas kebenarannya sebaiknya cukup berhenti sampai di sini tanpa perlu diteruskan.
Yuk senantiasa kembangkan kemampuan literasi digital dengan cara banyak membaca ilmu pengetahuan supaya menjadi manusia bijak. Baik dalam perbuatan maupun tutur kata. Demikian review Literasi Digital Cara Bijak Sebarkan Informasi Sahih.
Salam
Bener mbak. Kita harus selektif dalam menerima informasi. jangan ditelan mentah mentah. tularkan kebiasan baik ini ke orang lain agar yang lain ikut terdidik. semangat
Ketika literasi digital telah merasuk masyarakat ada baiknya mereka diajari mana yg berita benar dan mana yg bohongan alias HOAX
Menarik artikelnya. Literasi digital Indonesia masih rendah. Padahal sekarang era digital. Untuk itulah kenapa orang kita lebih senang nonton YouTube atau TikTok daripada membaca blog hehe… Tentunya bagi blogger, dibutuhkan kreativitas dan inovasi agar bacaannya tidak sekedar berbobot, tapi menarik perhatian pengunjung agar mau balik lagi
Benar banget kak, seharusnya materi tentang literasi digital ini diajarin ke sekolah-sekolah.
Wah benar sekali mbak, sebelum menyebarkan berita kita harus cek dulu kebenarannya. Jangan sampai kita turut menyebarkan berita bohong yang merugikan dan meresahkan banyak orang
Baca buku antologo pun bisa meningkatkan literasi kita ya mbak. Kadang aku suka dalam hati bilang gini, apa perlu membaca buku dari penulis kenamaan agar pengetahuanku semakin meningkat. Tapi trnyata semua buku pun bisa
hari ini saya banyak sekali membaca artikel tentang literasi digital, mudah dipahami dan menyebarkan manfaat ke masyarakat luas. thanks.
Benar sekali ya sista kalau di Indonesia itu minat membacanya rendah mungkin dikarenakan anak-anak lebih suka memegang ponsel dibandingkan buku. padahal banyak literasi digital yang bisa dimanfaatkan oleh orang tua dan anak-anak untuk menambah wawasan
Literasi digital Indonesia emang masih rendah ya.makanya byk yg termakan berita hoaks misalnya hehehe.hubungannya juga sama minat baca yg msh minim bgt. Huhu.semoga kedepannya membaik yaa
Kalau tidak melek literasi, kata dorong menjadi tarik ketika di minimarket
Benar sekali bu, memang perkembangan internet dan media sosial saat ini sangat pesat, tapi banyak orang yang tidak memanfaatkannya dengan baik, seperti menyebarkan berita yang belum jelas kebenarannya.
Literasi kita tuh memang masih rendah, salah satu upaya mengenalkan literasi digital memang harus dari kecil ya kak
Di era digital dimana informasi begitu mudah didapat dan disebarkan perlu sikap bijak menyikapinya. Dan yang pasti kita mesti menkembangkan kemampuan literasi digital dengan cara banyak membaca ilmu pengetahuan supaya menjadi manusia bijak seperti ini
literasi digital,kegiatan yang berdampak positif ,dengan melakukan literasi ini kita akan lebih bijaksana dalam mengolah informasi baik itu didalam dunia maya maupun di dunia nyata,dan lebih bermanfaat jikala kita saling merangkul satu sama lain terkhusus untuk anak – anak dan ,remaja dikarenakan era modernisasi saat ini semakin berkembangan dan kadang kala remaja dan anak- anak tidak mengolah informasi dengan baik.
Baiknya kita membangun budaya literasi digita dan ini memerlukanl peran aktif keluarga maupun kalangan warga sekitar secara bersama-sama.
dikarenakan dalam membangun literasi digital akan mempengaruhi bidang pendidikan
dan ini akan memacu terwujudnya kesadaran warga sekitar untuk menggolah informasi secara cerdas dan baik
Penting banget emang nih literasi digital agar meningkatkan kecerdasan menggunakan berbagai media digital
Di tahap yang saat ini maraknya dampak dari media sosial, dan kita sebagai user dimedia sosial kadang kala pengolahan informasi tidak kita olah sedemikian rupa.
Kegiatan literasi ini sangat mendukung di saat-saat seperti ini karena kita akan lebih cerdas dalam memilah informasi dan ini kegiatan yang harus di kembangkan.
Benar sekali kak kalau literasi digital cara bijak sebarkan informasi sahih. Media yang ramah untuk orang orang dengan kesibukan dalam kategori tidak biasa. Tapi yang jadi masalah itu kita minim akan pribadi bijak dalam menyikapi suatu informasi. Ini yang jadi peer penting untuk kita asah sepertinya kak. Semoga cepat pada sadar ya kak,
Keren kelasnya berbagi ttg literasi digital juga..wah aku yg belum ikutan kelasnya jadi kecipratan ilmunya. Nuhun ya mbak bayu
Bener mba. Jaman sekarang kita harus pinter dalam memilah dan memilih berita mana yang benar maupun hoax. Hati hati juga sebelum sharing berita, lebih baik fast-check dulu.
Benar sekali peran orang dewasa sangat penting dalam mengenalkan literasi digital, tapi sebelum mereka berperan alangkah baiknya sebagai orang dewasa terlebih dahulu harus bijak dan pandai dengan menelaahnya terlebih dahulu dalam menggunakan teknologinya, baru setelah itu mereka dapat memberitahu dan mengarahkan kepada anak-anak mana yang baik dan tidak baik untuknya
Jika tidak membiasakan diri dengan literasi digital, entah negara ini akan menjadi seperti apa. Arus deras informasi kadang membuat kita kewalahan. Di sinilah pentingnya berliterasi digital agar tidak mudah menelan informasi mentah-mentah.
Banyak sekali informasi yang tidak dicari tahu kebenerannya terlebih dahulu, di internet maupun di media sosial lainnya karna minat baca yang rendah. Inilah pentingnya literasi digital harus dikenalkan sejak dini. Thanks bu materinya mudah dipahami dan membuat saya akan melek mengenai literasi digital sekarang ini.
Miris ya Kak ngerasain kehidupan jaman kini. Di satu sisi banyak hal yang membuat kita banyak bersukur, di satu sisi banyak hal yang mengerikan. Semoga kita semua dan kaluarga selalu dilindungi Allah.
pengenalan sejak dini itu menjadi PR penting bagi seluruh orang tua. apalagi anak2 kini blm sekolah aja pegang hape dan berabe kalau salah
tugas dan tanggung jawab kita sebagai orang tua untuk pertemukan mereka dengan konten yang pas sesuai peruntukkan
Sebagai seorang blogger memang bertanggung jawab banget ya kak untuk menyajikan berita/informasi yang shahih kepada pembaca blog kita. Aku terbantu banget dengan blognya kakak nih banyak info update tapi dari sumber terpercaya nggak asal tulis saja. Keren kak
Betul sekali sekarang jempolmu harimaumu, tidak bisa jaga menjaga jempol bisa berakibat jeruji besi. Semoga makin meningkatnya literasi digital bisa membuat hoaks yg membuat perpecahan makin hilang.
Literasi digital adalah kecakapan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi nah aku penasaran kalau para penyebar hoax itu mereka paham literasi digital nggak ya?
Sebenernya tidak sulit melek literasi, cukup membaca minimal 5 lembar halaman buku saja mungkin kita berat awalnya namun lama lama terbiasa juga
Terima kasih banyak infonya kak bayu sangat bermanfaat sekali. Betul sekali ya kak, literasi digital dimasa sekarang ini sangatlah penting sekali. Dimana kita harus memberikan info yang dapat dipertanggungjawabkan kedepannya bukan asal memberi informasi namun salah kaprah. Trims kak
Kini susah membedakan mana yang benar mana yang hoaks ya kak. Segalanya abu abu, dengan adanya literasi digital setidaknya ada benang merah sehingga kita lebih merasa diprotektif ya.
Dunia digital sebenarnya memudahkan kita untuk membaca berbagai sumber informasi dan membuat perbandingan dari nya, cuma sayangnya banyak orang yang malas baca akhirnya literasi digitalnya minim dan terjebak informasi “sesat”. Jadi memang harus melek dengan literasi digital ini ya Mbak
lebih bijak dalam menyikapi informasi digital, ambil yang baik dan abaikan yang buruk, informasi digital yang sekarang beredar tak ubah nya ibarat seekor ayam yang bisa mengeluarkan telor yang bermanfaat dan kotoran yang tidak bermanfaat. Semua itu tergantung pilihan kita mau mengambil yang mana.
Terima kasih
pada akhirnya seorang blogger di tuntut untuk berperan dalam literasi digital ya kak. tapi nggak bisa asal tulis. harus dianalisa sumbernya dan memberikan sajian informasi yang mudah di pahami
Wah, saya juga setuju mbak tentang “jempolmu adalah harimaumu”. semacam cerminan diri kita saat bersikap di medsos ya. Semoga kita selalu bijak & menebar hal positif dalam rangka menumbuhkan literasi digital
Dengan makin besarnya internet dan medsos sekarang ini memang kita harus mengeceknya terlebih dahulu jika ada informasi yang tidak meyakinkan, kebanyakan minat literasi masih rendah, padahal informasi dapat dicari secara digital, cepat dan mudah
Apa yang ditulis sangat relate dengan yang terjadi saat ini ya
Padahal di zaman sekarang ini informasi sangat mudah untuk diketahui benar/tidaknya, tapi masih banyak orang yang asal menyebarkan hoax, tidak mencari dulu kesahihan informasi tsb bagaimana, padahal membaca tidak sampai 10 menit…
Bener banget mba bijak berliterasi digital saat ini penting, gak termakan isu hoaks apalagi emosi2an di medsos, tapi kebanyakan masih ada tuh blogger yg seperti itu
Menyaring informasi memang tidak mudah. Namun, sebelum kita share ulang, pikiran harus tetap bijak ya Kak, biar tidak salah. Soalnya hal-hal terkait SARA misalnya bisa jadi sangat emosional namun kebenarannya belum tentu sahih.
Bener banget, literasi digital saat ini sangat diperlukan sehingga dapat memfilter berita yang benar2 valid atau tidak
Sekarang masyarakat Indonesia rata rata hanya membaca hanya dari judul lalu menyimpulkan dengan cepat tanpa tahu benar atau tidak. Sebaiknya informasi disaring dulu ya.
Umumnya manusia hanya ingin mendengar apa yang ingin ia dengar. Hanya ingin mengetahui apa yang ingin diketahui. Sebagian besar menggunakan jalan pintas yaitu “merasa cukup” menerima informasi dari satu sumber saja.
Saya sepakat dengan kalimat yang ditulis mbak bayu di atas. Jadi tak heran masyarakat kita dikatakan darurat literasi digital ya, mbak. Karena ya itu, merasa cukup dan rasa nggak mau tahu ini bikin lebih mudah termakan hoax.
Nah ini pentingnya literasi digital ya Mbak.. biar kita gak jadi orang yang asal share apa-apa saja yang muncul di medsos. Sebab ketika berselancar di internet kita memang harus bijak. Anak-anak juga perlu dipahamkan soal ini makanya seperti yang Mbak singgung di atas dan saya juga setuju, anak2 sebagai generasi selanjutnya nanti juga sudah harus dikenalkan dengan literasi digital sejak dini
Benar ka. Literasi digital menjadi titik penting dimana kita harus beradaptasi dalam era VUCA saat ini. Serba cepat, serba visual, serba digital.
Setujuh banget Kak, wajib paham dan melek literasi digital biar enggak gampang terhasut berita hoax dan bijak bermedia sosial. Nice artikel.
Setuju banget sama semua poinnya mbak, karena menyebarkan apapun ada tanggung jawab dunia akhirat yang menunggu, belum lagi jejak digital. Juga apa kata anak-anak kalau orang tuanya ga pandai memilah informasi ya kan
Terhadap informasi apapun yang kita terima, apalagi yang janggal, kita harus bersikap kritis. Harus melek literasi, khususnya literasi digital. Hoax kebanyakan beredar lewat medium digital.
makasih infonya ya.. tulisannya saya setuju banget.. penting sekali menguasai ilmju literasi digital sejak dini, jadi kita dapat mulai mengenalkannya juga pada anak anak
Literasi digital baru ngetrend kayaknya dibicarakan saat ini. Memang Indonesia minat bacanya rendah. Miris dari 1000 orang hanya 1 yg suka baca.
kemampuan literasi digital memang sangat penting agar kita bisa menggunakan informasi yang ada di internet dengan bijak dan cerdas. peer banget buat semua kalangan untuk bisa meningkatkan kemampuan ini
Tidak semua orang memiliki kemampuan literasi digital karena berbagai faktor itu tantangan terberat Indonesia saat ini.
Hoaks masih tetap mudah beredar karena masyarakat belum semuanya sanggup berpikir kritis.