Begini Solusi Cerdas untuk Mencegah Bahaya DBD

Mencegah bahaya DBD lebih baik daripada mengobati. Lebih baik mengantisipasi segala sesuatu sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

DBD atau demam berdarah dengue adalah penyakit akibat virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Aedes albopictus.

Menurut data Kementerian Kesehatan RI, penyakit DBD tingkat penyebarannya termasuk tinggi untuk wilayah Indonesia bahkan di antara negara se – Asia Tenggara.

Mencegah Bahaya DBD

Cara mencegah DBD dengan melakukan 3M Plus. Tindakan ini sangat sederhana dan bisa dilakukan siapa saja. Tindakan 3M yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mendaur ulang barang bekas yang bisa menjadi sarang nyamuk.

Sedangkan untuk Plus-nya adalah sembilan upaya yang dapat dilakukan supaya tidak didatangi nyamuk penyebab DBD. Adapun kesembilan upaya tersebut seperti memeriksa tempat penampungan air supaya tidak ada jentik nyamuk dan menanam tanaman penangkal nyamuk.

Upaya berikutnya memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk dan memasang kawat kasa pada ventilasi dan jendela rumah.

Selanjutnya supaya lingkungan bebas nyamuk maka bisa melakukan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan sekitar rumah dan memperbaiki talang air yang tersumbat.

Jika mempunyai tempat dengan risiko air tergenang seperti tempat penampungan air maka bisa memberikan larvasida. Terakhir tidak menggantung pakaian bekas pakai di sembarang tempat.

Kasus DBD di Indonesia

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, terdapat 57.884 kasus di tahun 2023 sampai dengan minggu ke-33 dengan sebaran wilayah di 462 Kabupaten/ Kota pada 34 Provinsi .

Sedangkan kasus kematian akibat DBD sebanyak 422 orang dengan sebaran wilayah di 177 Kabupaten/ Kota di 32 Provinsi.

Secara umum karena orang Indonesia tinggal di daerah tropis maka risiko terkena DBD sangat tinggi. Bahkan risiko ini tidak memandang usia dan strata sosial ekonomi.

Menurut data Kementerian Kesehatan RI, sebanyak 36,10% kasus demam berdarah dari total 95.895 penderita tercatat sepanjang tahun 2021.

Golongan penderita demam berdarah ini termasuk usia produktif mulai dari 15 – 44 tahun.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, untuk korban DBD usia anak – anak menduduki peringkat kasus kematian nomor enam tertinggi.

Langkah Bersama Cegah DBD

Pada hari Minggu 5 November 2023, bertempat di Gedung Sarinah lt. 5, Jl. M.H. Thamrin No.11, Menteng, Jakarta Pusat pada pukul 10.00, diselenggarakan Konferensi Pers, Langkah Bersama Cegah DBD Menuju Nol Kematian Akibat Dengue di Indonesia pada 2030.

Kegiatan ini diprakarsai oleh Takeda yang bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI untuk mengajak dan memberdayakan partisipasi masyarakat. Caranya melakukan kegiatan kampanye masyarakat dengan tema ” Langkah Bersama Cegah DBD”.

“The First Living Pledge” adalah komitmen untuk pencegahan DBD dengan melakukan 3M Plus dan Vaksin DBD berkelanjutan. Rangkaian acaranya diisi kegiatan antara lain Fun Walk, booth, Community Gathering, Stand Up Comedy, dan juga sesi edukasi media.

Pada sesi edukasi media hadir beberapa narasumber seperti; Andreas Gutknecht selaku Presiden Direktur PT. Takeda Innovative Medicines, dr. Imran Pambudi, MPHM selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Selanjutnya ada dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp.A (dokter spesialis anak), dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD (dokter spesialis penyakit dalam), Aktor Ringgo Agus Rahman dan Sabai Morscheck, Publik Figur dan pemerhati Dengue.

Cara Penularan DBD

Nyamuk Aedes aegypti banyak terdapat di kawasan tropis seperti Indonesia. Ukuran nyamuk Aedes aegypti umumnya kecil dan cenderung aktif serta menggigit pada pagi hingga sore hari. Keberadaan nyamuk Aedes aegypti sering ditemukan di dalam rumah yang gelap dan sejuk.

Berdasarkan pengalaman Ringgo Agus Rahman dan Sabai Morscheck, nyaris semua anggota keluarga kecil mereka pernah terkena DBD. Ringgo sendiri pernah terkena DBD sebanyak dua kali. Pertama terkena DBD pada saat masih usia sekolah dan kedua pada tahun 2022.

Selang waktu tidak begitu lama, ternyata anak Ringgo dan Sabai yaitu Mars Morscheck juga mengalami demam berdarah dan harus mendapat perawatan di rumah sakit. Dari kejadian tersebut Ringgo dan Sabai menjadi lebih peduli untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan.

Resiko seseorang terkena DBD lebih tinggi jika berada di daerah tropis atau ketika orang tersebut sedang melakukan perjalanan ke daerah tropis.

Bahkan jika seseorang pernah mempunyai riwayat terinfeksi virus nyamuk penyebab DBD sebelumnya, akan meningkatkan resiko mengalami gejala kali kedua yang lebih parah, demikian dikatakan dr. Imran Pambudi, MPHM.

Pada anak-anak resiko terkena DBD lebih tinggi. Hal ini terjadi karena imunitas anak lebih rentan, demikian dikatakan dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp.A (dokter spesialis anak).

Gejala DBD

Menurut dr. Dirga Sakti Rambe, gejala DBD bersifat random dan tidak spesifik. Terkadang diawali dengan demam, nyeri kepala, nyeri sendi otot sampai ruam pada kulit.

Gejala DBD tidak selalu diidentikkan dengan pendarahan. Untuk itu terkadang diagnosisnya sering samar. Akibatnya penanganan yang kurang tepat sehingga berakibat keterlambatan untuk menangani penyakit DBD yang sesungguhnya.

Jika terlambat dalam penanganan, penderita DBD bisa terancam jiwanya dan berpotensi mengalami kematian.

Jika tubuh seseorang terinfeksi virus nyamuk Aedes Aegypti, maka sistem kekebalan tubuh akan mengalami reaksi perlawanan. Reaksi ini lama kelamaan bisa menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah kapiler.

Kerusakan pada pembuluh darah mengharuskan trombosit untuk menambalnya. Semakin rendah kadar trombosit, maka jumlah trombosit yang digunakan untuk menambal semakin berkurang bahkan bisa mencapai titik terendah. Jika sudah pada tahap tersebut biasanya dapat menimbulkan reaksi pendarahan spontan.

Solusi Vaksin DBD

Saat ini tindakan pencegahan DBD selain 3M Plus juga bisa dengan pemberian vaksin. Sebagai perusahaan biofarmasi terkemuka yang berbasis nilai, Takeda fokus dalam mencegah DBD.

Takeda menjalin kerjasama dalam perjanjian dengan Kementerian Kesehatan RI. Tujuan perjanjian ingin membuat kematian akibat DBD di negara Indonesia menjadi nol pada tahun 2030.

Caranya dengan mensosialisasikan penggunaan vaksin DBD sebagai upaya tambahan mencegah terkena DBD.

Peruntukan Vaksin DBD

Vaksin DBD dapat digunakan mulai dari usia anak-anak sampai dewasa. Badan POM memberikan izin edar vaksin DBD di Indonesia dan bisa digunakan pada usia 6 tahun hingga 45 tahun.

Sehubungan dengan tingginya resiko terkena DBD pada usia anak-anak maka IDAI atau Ikatan Dokter Anak Indonesia menyarankan anak usia 6 -18 tahun untuk melakukan vaksinasi DBD.

Keistimewaan vaksin DBD bisa diberikan secara simultan dengan vaksin lainnya terutama pada anak-anak, demikian dikatakan dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp.A.

Apabila penerima vaksin baik anak maupun dewasa mempunyai penyakit penyerta atau komorbid maka harus konsultasi dahulu dengan dokter. Pemberian vaksin DBD dilakukan sebanyak dua kali dengan jeda tertentu, demikian dikatakan dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD.

Seseorang yang sudah menerima vaksin DBD akan mempunyai kekebalan tubuh ketika berhadapan dengan virus DBD. Bahkan jika sampai terkena DBD untuk kedua kali maka tingkat keparahannya tidak terlampau tinggi.

KIPI Vaksin DBD

Seperti umumnya ketika melakukan vaksin maka tangan akan terasa pegal di bekas tempat suntikan. Terkadang beberapa orang mengeluhkan sakit kepala ringan dan sedikit demam. Namun gejala kejadian ikutan pasca imunisasi atau KIPI tidak sama pada setiap orang.

Berdasarkan studi klinis hampir tidak ada KIPI yang perlu dikhawatirkan secara signifikan. Gejala-gejala KIPI akan berangsur hilang dan membaik dengan sendirinya.

Menurut keluarga Ringgo dan Sabai, berdasarkan pengalaman ketika mendapatkan vaksin DBD, pada anggota keluarga mereka tidak ada kejadian KIPI khusus. Bahkan kedua putra Ringgo dan Sabai bisa tetap aktif bermain seperti biasa sehabis vaksin DBD.

Cara Mendapatkan Vaksin DBD

Vaksin DBD saat ini sudah banyak tersedia di berbagai rumah sakit. Masyarakat umum bisa mendapatkan vaksin DBD dengan berkonsultasi ke dokter dan rumah sakit pilihan.

Penutup

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Selain mengupayakan tindakan 3M Plus untuk menghadang nyamuk Aedes aegypti maka pemberian vaksin DBD menjadi tindakan perlindungan berlapis supaya daya tahan tubuh lebih kuat lagi.

Ayo tunggu apalagi bersama kita cegah DBD dengan mendukung Living Pledge#Ayo3MplusVaksinDBD. Segera konsultasi tentang vaksin DBD demi kesehatan keluarga tersayang. C-ANPROM/ID/QDE/0301 | Nov 2023.

Please follow and like us:

ditulis oleh

Bayu Fitri Hutami

Seorang pembelajar yang bukan siapa-siapa melainkan seorang yang senang bercerita. Seorang yang suka menulis berdasarkan apa yang dilihat, didengar dibaca dan dialami untuk menjadi sebuah tulisan informatif. Semoga tulisan yang saya sajikan bermanfaat. Terima Kasih.